Kemacetan
hingga berkilo-kilo meter di Jakarta, bukanlah hal asing lagi. Padatnya jumlah
kendaraan bermotor maupun angkutan umum menjadi pemicu utama kemacetan di DKI
Jakarta. Entah itu di daerah pusat Jakarta sampai di pinggiran Jakarta pun tak
luput dari bayangan kemacetan. Faktor kesadaran masyarakat dan cepat tanggapnya
pemerintah membenahi masalah ini sangat berpengaruh.
Kondisi ini mendorong rasa ingin tahu Diah Eka Rahmawati, siswi SMP Negeri
179 Jakarta untuk mengadakan penelitian. Adapun tujuan dari penelitian ini
yaitu untuk mengetahui faktor penyebab terjadinya kemacetan di DKI Jakarta. Diah
melakukan penelitian ini dengan terjun langsung ke jalan-jalan arteri di DKI
Jakarta. Dan menurut pengalaman pribadi sebagai warga DKI Jakarta.
Faktor utama yang menyebabkan
kemacetan panjang di Jakarta adalah membludaknya kendaraan bermotor. Jumlah
kendaraan bermotor di Jabodetabek khususnya di DKI Jakarta sangat tak
terkendali. Hal ini bisa dilihat secara langsung di jalan-jalan raya.
Masyarakat lebih memilih berpergian menggunakan kendaraan pribadi daripada
dengan transportasi umum. Karena sarana dan prasarana pada transportasi umum
jauh dari kata layak, sehingga masyarakat sendiri enggan dan takut menggunakan
kendaraan umum.
Kapasitas jalan yang tak seimbang
dengan laju pertumbuhan kendaraan. Lebar jalan yang tersedia di Jakarta sangatlah sempit. Hal ini diperparah dengan
aktivitas jual-beli pedagang kaki lima yang banyak memakan bahu jalan.
Angkutan
umum yang menaikan dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. Kenakalan supir angkutan umum yang berhenti sembarangan
dan ngetem(mencari penumpang) sangat
memicu terjadinya kemacetan.
Tidak adanya lahan parkir yang
memadai, sehingga bahu jalan dijadikan tempat parkir. Penertiban yang dilakukan
oleh DLLAJR (Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya) tidak menimbulkan efek jera
bagi masyarakat, walaupun sudah menerima sanksi dari pihak kepolisian. Karena
mereka terdesak dengan minimnya lahan parkir. Penggunaan bahu jalan ini sangat
memperparah kondisi jalan yang sempit.
Padatnya penduduk di Jakarta, hal
ini juga memicu terjadinya kemacetan lalu lintas. Karena semakin banyak orang
yang berkunjung ke Jakarta maka semakin banyak juga armada kendaraan yang
dibutuhkan. Jakarta mengalami kemacetan pada pagi hari dan sore hari. Karena
masyarakat dari Bodetabek dan sekitarnya berbondong-bondong memasuki Jakarta
untuk bekerja.
Berdasarkan serangkaian penelitian
itu, Diah dapat menyimpulkan bahwa kemacetan dipengaruhi oleh banyak faktor.
Banyaknya jumlah kendaraan yang melebihi kapasitas jalan menjadi fakor utama.
Kesadaran masyarakat yang rendah memperlambat penuntasan kemacetan di Jakarta.
Pihak Pemprov DKI Jakarta juga sudah turun tangan akan masalah kemacetan. Namun
untuk menuntaskan Jakarta menjadi kota yang bebas macet sangat sulit
terlealisasikan, karena parahnya masalah ini.
Dia juga menyarankan agar
partisipasi masyarakat dan gerak cepat pemerintah untuk membuat Jakarta bebas
dari macet. Mungkin dengan adanya kesadaran masyarakat yang tinggi untuk
menggunakan transportasi umum akan berdampak banyak akan berkurangnya
kemacetan. Yang pasti Pemerintah DKI Jakarta harus banyak berbenah akan hal
ini.
0 komentar:
Posting Komentar